Sabtu, 26 Juni 2010

Logika berfikir seorang Admin

Assalamu'alaikum.

Pada bagian ini, ijinkan saya untuk memaparkan sedikit tentang bagaimana cara menjadi admin:
 SysAdmin adalah singkatan dari System Administrator/Administrator sistem komputer. Pekerjaan utamanya adalah mengelola dan mengoperasikan sistem komputer dan/atau jaringan komputer. SysAdmin (di sini selanjutnya disebut Admin saja) merupakan bagian dari bidang Teknologi Informasi. Tugasnya sangat luas, dan sangat bervariasi untuk tiap-tiap perusahaan/organisasi. Biasanya, seorang Admin melakukan instalasi, konfigurasi dan mengelola beberapa Server.

Mempersiapkan sebuah Server merupakan hal yang biasa bagi seorang Admin. Mulai dari memilih hardware & software pendukung hingga menginstall, mengkonfigurasi serta melakukan optimasi mesin Server agar dapat bekerja secara maksimal, serta meminimalisir adanya celah-celah keamanan yang dapat membahayakan kinerja Server di kemudian hari. Fungsi Server sendiri ada banyak sebenarnya, antara lain: Web Server, Mail Server, DNS Server, VPN Server, Proxy Server, NTP Server, dsb. Tentunya tiap-tiap Server harus disesuaikan dengan fungsinya masing-masing.

Sebagai contoh, misal seorang Admin diminta untuk mempersiapkan sebuah mesin Web Server. Setelah menginstall Sistem Operasi & meng-customize kernel Sistem Operasi-nya dengan benar, selanjutnya adalah memilih paket-paket aplikasi.

Install Aplikasi yang Diperlukan

Ada 3 kategori paket aplikasi yang harus diperhatikan oleh seorang Admin:

1. Paket aplikasi utama (Perlu di Install)
2. Paket aplikasi pendukung (biasanya disebut dengan istilah ‘dependencies software’, Perlu diinstall)
3. Paket aplikasi yang tidak dibutuhkan (Tidak perlu di install)

Saatnya untuk mulai memilih paket aplikasi:

* Apache/Nginx/Lighttpd? Perlu dan merupakan paket utama, pilih salah satu sebagai HTTP Server.. install
* BIND/PowerDNS/DJBDNS? Tidak perlu, karena fungsinya bukan sebagai Web Server, melainkan DNS Server.. lewat
* Squid? Tidak perlu, karena Squid diperlukan untuk Proxy Server, bukan Web Server.. lewat
* Postfix? Tidak diperlukan, Postfix berfungsi sebagai MTA(Mail Transfer Agent) dan digunakan sebagai Mail Server.. lewat
* PHP? Perlu, dan diperlukan sebagai aplikasi pendukung.. install
* MySQL/PostgreSQL? Perlu, sebagai aplikasi pendukung untuk database (RDBMS).. install
* SSH Server? Perlu, sebagai syarat jika ingin memonitoring Server secara remote/jarak jauh.. install

Mengapa Admin perlu melakukan hal ini (memilih paket aplikasi ‘hanya’ yang diperlukan saja)? Mengapa tidak memasukkan aplikasi yang (mungkin) terlihat bagus seperti: BIND, Squid, Postfix, Desktop Environment (KDE/GNOME/Xfce), atau bahkan Games? Setidaknya ada 2 alasan penting yang menjadi pertimbangan seorang Admin untuk tidak menginstall dan memasukkan aplikasi-aplikasi tersebut ke dalam mesin Web Server-nya, yaitu:

1. Semakin banyak paket aplikasi yang di install dan berjalan, maka semakin banyak resource hardware Server yang digunakan. Harddisk, RAM, Prosesor akan semakin terkuras untuk paket aplikasi yang tidak diperlukan. Akibatnya? Kinerja Web Server menjadi tidak maksimal dan terasa berat.
2. Semakin banyak paket aplikasi yang di install, maka akan semakin memperbesar peluang munculnya celah-celah keamanan (vulnerabilities). Akibatnya? Server menjadi lebih rentan terhadap eksploitasi dari luar, atau bahkan dari dalam (sistem crash & hang).

Begitulah kerja sederhananya seorang Admin yang cerdas. Hanya memilihkan mana paket aplikasi yang terbaik dan dibutuhkan bagi Server-nya. Hanya yang diperlukan saja, baik berupa paket utama, maupun paket pendukung. Admin yang cerdas tentu tidak akan memasukkan kedalam Servernya aplikasi-aplikasi yang memang tidak diperlukan.

Berfikir cerdas ala seorang Admin

Saudaraku, mari untuk berfikir logis seperti halnya seorang Admin sebagaimana ilustrasi di atas. Untuk sebuah mesin tak bernyawa yang bernama Server saja, ia mampu memilihkan mana yang terbaik baginya. Agar sisi kemanfaatannya bisa digunakan secara maksimal & optimal. Bagaimana dengan kita sebagai manusia?
Mari sejenak merenungi ayat berikut:

“Dan tidaklah Ku-ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Ibadah banyak macamnya. Sholat berjama’ah tepat waktu di Masjid (bagi laki-laki) adalah ibadah, puasa adalah ibadah, infaq, berhaji adalah ibadah, membaca adalah ibadah, berjihad adalah ibadah, membuat sebuah inovasi yang bermanfaat bagi orang lain juga merupakan ibadah, menulis dan membuat buku yang bermanfaat juga merupakan ibadah. Dan benar-benar akan bernilai ibadah, jika diniatkan tulus karena-Nya.

Tetapi mengapa waktu, tenaga, harta dan seluruh apa yang kita miliki lebih banyak dikeluarkan untuk hal-hal yang bukan merupakan tujuan utama kita? Atau mungkin kita luput akan perkataan mulia Rasulullah SAW berikut:

من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه

“Di antara ciri kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi)

Seringkali disadari atau tidak, ketika ‘adzan telah berkumandang, kaki masih enggan untuk dilangkahkan. Banyak alasan yang keluar dari lisan, terbesit dalam hati: “Lagi tanggung…“, “Lagi sibuk, bentar lagi deh…“, “Sungkan, lagi rapat dengan atasan nih…“, dsb. Ketika ada kesempatan untuk berinfaq muncul alasan: “Tidak punya receh…“. Ketika kita begitu semangatnya mengejar studi S1, S2 bahkan S3, tetapi tata cara mandi wajib dan wudhu yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW saja bahkan kita tidak faham, shalat sering ditunda dan ditinggalkan, Al Qur’an jarang diperhatikan. Padahal dunia belum tentu dalam genggaman.

Bukan, bukan bermaksud untuk mengatakan, “Kalau begitu, tinggalkan saja urusan dunia!“. Tapi hendak menyampaikan proporsi aktifitas yang seimbang, sesuai dengan porsinya. Justru ‘amal kebaikan yang ikhlas di dunia-lah yang mampu membawa kita pada Ridho dan Jannah-Nya di akhirat nanti.

Seorang Muslim yang cerdas, hendaknya berfikir dan bertindak layaknya seorang Admin yang cerdas. Ia akan memilah dan memilih mana aktifitas yang bermanfaat baginya, dan mana yang tidak. Jiwanya tidak akan terasa penuh dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Hatinya tidak akan terasa sesak dan condong kepada aktifitas dunia yang melenakan, yang hanya akan menghabiskan energi, waktu dan hartanya. Hingga akhirnya ia mempunyai resource yang cukup banyak untuk mempersiapkan tempat terbaiknya di akhirat kelak, bukan dengan energi sisa. Mengejar ridha-Nya dengan resource yang maksimal, satu tujuan: Jannah-Nya. Wallahu A’lam

Ahh.. Sebuah nasihat yang hendak dikhususkan bagi saya pribadi tentunya..

Ref: http://perpustakaan-islam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=261:logika-berfikir-admin&catid=59:corat-coret

Semoga Bermanfaat.
Wassalamu'alaikum.




0 komentar:

Posting Komentar | Feed

Posting Komentar



 

wahyu/~teardrop Copyright © 2010 Designed by Wahyu Adi Prasetyo